untukmu ukhti,,, sahabat berjuang,,,,,
SURAT UNTUKMU UKHTI
Bismillahirrahmannirrahiim…
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Teruntuk saudariku yang kami cintai dan kami sayangi karena Allah..
Ukhti Rahimmakumullah..
Apa kabar ukhti?
Sebelumnya mohon maaf, jika surat ini membuatmu tidak nyaman. Kami niatkan
hadirnya surat ini untuk menjadi penyambung tali silaturrahim kita.lanjut yuuuuk ;-)
Ukhti,,,
Kami semua mohon maaf atas segala khilaf dan ketidaknyamanan yang mungkin
ukhti rasakan selama perjalanan kita berjuang bersama. Maafkan kami ukhti, jika
kami tidak bisa menjalankan kewajiban berukhuwah dengan baik, menjadi saudara
yang tidak menentramkan malah membebani. Maafkan kami yang kurang mengerti,
kurang perduli atau bahkan mendzolimimu…
Ukhti yang dirahmati Allah,
sungguh akan menjadi kebahagian dan ketentraman hati ini, jika kita semua
bisa merasakan lezatnya ukhuwah diantara kita. Sungguh beruntung orang yang
Allah hadiahkan saudara dalam setiap perjuangan. Sebaliknya betapa gelisahnya
hati kami, betapa tidak tentramnya hati kami, jika Allah cabut kelezatan
ukhuwah diantara kita. Sungguh ukhti, kami semua menyayangimu, dan ingin terus
berjuang bersamamu, menjadi batu bata yang saling melengkapi untuk membangun
dan menjulang tinggi bangunan dakwah tercinta, dakwah yang telah mempertemukan
kita, mengikat kita dalam berukhuwah dan beramal jama’i.
Ukhti yang kami sayangi dan kami rindukan..
Seperti dua buah cermin yang dipasang berhadapan, Keduanya saling menampakkan
bayangan kawannya, berbolak-balik pantul memantul, kian dalam makin kecil
hingga titik jauh yang seakan tak terhingga. Di dalam bayangan, ada bayangan.
Ada lagi dan lagi. Sepertinya mereka saling mengaca, terus menerus tanpa henti
hingga jumlah bayangnya tak lagi bisa dihitung. Orang-orang menyebut mereka
berdua sebagai ‘Kaca Seribu.’
Ukhti, mungkin begitulah seharusnya kita dalam dekapan ukhuwah. Kita terus
saling bercermin tanpa lelah. Kita menampilkan bayangan terindah yang akan
berlipat-lipat tanpa henti sebab hati kita dan orang yang kita cintai terus
saling belajar dan saling memahami. Lalu kita menjadi sepasang saudara yang tak
hanya bernilai dua, melainkan seribu atau bahkan tak terhingga.
“Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya
menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari
tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki
meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Tolonglah
dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan
Nabi-Nya apa yang dikehendaki.” Imam Bukhari, Muslim, dan An Nasa’i.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar