Siang yang terik dan Panas Matahari Yogyakarta yang tak
segan mendatangi semua pengendara.
Aku melaju untuk lanjut, berselancar dengan waktu, menemui
dan melewati ombak yang menantang.
pelan, kuturunkan kecepatan, ada pemandangan yang menarik
perhatianku, diantara semua kesibukan, seorang kakek kiranya usianya 65tahun,
tengah berjalan terengah-engah dengan
bantuan kursi roda (didorongnya untuk membantunnya berjalan)
Yah aku harus berhenti. ku parkir motor di sebuah ruko kuamati
dan kuikuti beliau, hingga suatu kejadian yang membuatku harus mendekat.
"Assalamualaikum, Bapak hendak kemana?" Sapaku
Bapak itu berhenti dan melirik kemudian menjaawab salamku,
beliau sampaikan kalau tadi sempat jalan2 pagi, namun karena
nyasar beliau kesiangan dan harus segera pulang jika tidak Anaknya akan
mencari.
kutawarkan diri untuk menuntun beliau, biar beliau yang
duduk di kursi roda kosong yang sedari tadi beliau dorong, beliau menolak. kami
terus berbincang dan berjalan. 10 menit berlalu.
hingga beliau sendiri yang menyampaikan kalau sudah sangat
lelah, hingga menerima tawaranku dengan "Syarat".
"Mbak, Bapak minta tolong, mbak nganter bapak sampai
sana" beliau menjelaskan satu bangunan.
tidak kuiyakan,namun tidak juga aku tolak, aku tak mengerti,
seolah bapak tau apa yang kumaksud beliau menjelaskan " Anak bapak akan
malu kepada warga, klo mbak bantu bapak. Dia akan marah ketika bapak sampai
rumah, Bapak takut tidak dapat makan lagi kalau dia marah" bapak tertunduk
.
Aku tersengat ...
Rabbi, bukankah Manusia yang paling Kau cintai pernah
mengatakan “Sungguh rugi3x, orang yang mendapati orang tuanya tua renta namun
tidak mendapatkan Surga karenya”
Apa yang salah?.
Melihat kejadian itu aku teringat “Man Laa Yarham Laa Yurham”
Siapa yang tidak mencintai, tidak akan dicintai. Begitulah kurang lebih. Muncul
tanya, “Apakah saat medidik anaknya, Bapak itu belum dirasa telah mencintai
oleh Anak-anaknya. Atau anak-anaknya lupa untuk memberikan bakti, membalas
Cinta yang telah didapatkan?
.
Namun lagi2 aku berfikir itu tidak penting, walau bagaimanapun,
seperti apapun, setiap orang tua berhak untuk mendapatkan Bakti dari
anak-anaknya.
Kawan, Sudahkah kau berbakti?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar